Nama : Aziz Kautsaraman Jaya
NPM : D1C018054
Pengertian Retorika
ngomong ngomong soal retorika , retorika adalah tentang berbicara. Berbicara
adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Retorika
berarti kesenian untuk berbicara baik ( Kunst, gut zuraden atau Ars bene
dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan terampilan teknis (
ars, techne). Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan
fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta
penilaian yang tepat. Retorika Modern adalah gabungan yang serasi
antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan kesanggupan berbicara.
Secara terminologi, retorika dikenal dengan istilah “The art of speaking” yang artinya “seni di dalam berbicara atau bercakap”, sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa, pengertian retorika ialah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik dan pesona, sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan tergugah perasaannya.
Istilah Retortika muncul bermula di Yunani sekitar pada abad
ke-5 sebelum masehi. Pada saat itu Yunani sebagai pusat kebudayaan barat dan
para filsufnya saling berlomba untuk mencari apa yang mereka anggap sebagai
kebenaran. Pengaruh kebudayaan Yunani ini menyebar sampai ke dunia timur
seperti Mesir, India, Persia bahkan Indonesia. Retorika mulai berkembang pada
zaman Socrates, Plato dan Aristoteles, selanjutnya kemudian retorika berkembang
menjadi ilmu pengetahuan dan dianggap sebagai guru pertama dalam ilmu retorika
ialah Georgias (480-370 SM).
Sejarah Retorika
Sejarah Retorika di Dunia
Ilmu retorika pertama kali dikembangkan di Yunani. Saat itu
kepandaian berbicara di sebut techne rhetorike yang berarti ilmu
tentang seni berbicara. Berikut akan diuraikan perkembangan ilmu retorika sejak
zaman yunani kuno hingga saat ini dan perkembangan retorika di Indonesia.
1. Zaman Yunani Kuno
Sejak abad ke- 7 sampai ke- 5 sebelum Masehi ilmu retorika
telah dikenal di Yunani. Telah banyak ahli-ahli pidato saat itu. Alhi-ahli yang
dicatat sejarah saat itu diantaranya Solon (640-560); Peisistratos (600-527);
Thenustokles (525-460). Perikles (500-429). Karena kemahirannya berpidato
penggemarnya mengatakan bahwa dewi-dewi seni berbicara yang memiliki daya tarik
memukau dan bertahta di atas lidahnya.
Pada mulanya para ahli pidato di Yunani hanya berbicara
dalam ruang persidangan. Tetapi setelah memperhatikan bahwa kepandaian
berbicara berguna untuk memimpin negara, maka orang mulai menyusunnya dan
disebut retorika, sehingga mudah dipelajari. Usaha ini dijalankan pertama-tama
di daerah koloni Yunani di Sisilia dimana kebebasan berbicara mulai djunjung
tinggi. Usaha yang sama juga dikembangkan di kota Athena dan di seluruh
kerajaan Yunani. Sejak abad ke-5 mulai didirikan sekolah-sekolah retorika di
wilayah-wilayah yang berkebudayaan helenistis. Retorika menjadi salah satu
bidang ilmu yang diajarkan kepada generasi muda yang dipersiapkan untuk
memimpin negara. Retorika pada abad ini menjadi salah satu bidang ilmu yang
menyaingi filsafat. Beberapa ahli pidato muncul saat itu diantaranya Gorgias
(485-380); Protagoras (480-410) dan Thrasymchus (300-200). Selain itu muncul
juga ahli pidato lain yang terkenal seperti Socrates.
Menurut Socrates retorika adalah seni untuk membawakan dan
menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara meyakinkan. Retorika harus
menyampaikan kebenaran bukan kata-kata kosong. Pendapat ini dilanjutkan
muridnya yang sangat terkenal Aristoteles. Aristoteles menulis buku yang
berjudul “rhetoric”. Pada bagian awal bukunya ahli ini menekankan bahwa
retorika adalah suatu pokok persoalan atau subjek yang dapat digambarkan secara
sistematis seperti ilmu-ilmu lain. Melanjutkan perjuangan gurunya Aristoteles
menyatakan bahwa retorika menggariskan prinsip-prnsip filosofi ilmiah untuk
mempersuasikan kebenaran kepada pendengarnya. Setelah Yunani dikuasai
bangsa Makedonia dan Romawi, maka berakhirlah masa kejayaan ilmu retorika
Yunani Kuno. Retorika hanya merupakan ilmu yang dipelajari di bangku sekolah.
2. Zaman Romawi Kuno
Setelah kerajaan Romawi menguasai Yunani terjadilah kontak
antara kaum cendekiawan Romawi dan Yunani. Orang-orang Romawi mempelajari
kebudayaan bangsa Yunani terutama ilmu kepandaian berbicara. Ilmu retorika
mulai diberikan di sekolah-sekolah. Apabila ada murid yang berbakat berpidato,
setelah mereka dibekali pengetahuan teoretis tentang retorika, mereka disuruh
mengunjungi tempat-tempat pengadilan, mereka menyaksikan pidato dibawakan di
pengadilan dan di depan publik. Berdasarkan pengalaman praktis itu, para murid
melengkapi petunjuk yang diberikan gurunya disekolah.
Terdapat ahli-ahli pidato terkenal di Romawi saat itu,
diantaranya Cato Senior (234-149) yang terkenal lewat pidatonya yang berjudul “Carthago
delegenda est” yang mengajar rakyat Romawi membinasakan kota Cartago di Afrika
Utara. Ahli pidato lainnya adalah Marcus Tullius Cicero (106-44).
Cicero menulis mengenai teori pidato, yang sampai saat ini masih digunakan.
Ahli pidato lainnya yaitu Gaius Junius Caesar (100-44).
Caesar terkenal sebagai seorang diktator. Ia seorang yang pandai berpidato dan
berperang. Selanjutnya ada Quintilianus (35-100) yang merupakan seorang guru
retorika. Tahun 1970 Quntilianus menerima pengakuan resmi dari Kaisar
Vespasianus sebagai profesor resmi ilmu retorika. Ia berkecimpung selama kurang
lebih 20 tahun dan telah menulis 12 buku sebagai pengantar ilmu retorika.
3. Abad Pertengahan
Abad ini ditandai dengan wejangan-wejangan religius seperti
khobah. Tersebutlah seorang yang bernama Yesus dari Nazaret yang
hidup sekitar tahun 7 sebelum Masehi sampai 30 sesudah Masehi. Ia seorang
pewarta yang memiliki daya tarik dan daya sugesti yang mempesona. Dalam usaha
menyebarluaskan ajaran Yesus, para pengikutnya ikut mengembangkan kepadaian
berbicara lewat khotbah-khotbah yang dibawakannya. Paulus dari Tarsus (5-64M)
adalah seorang warga Romawi yang menguasai pengetahuan klasik dan memperluas
ajaran Yesus melalui khotbah-khotbahnya.
Pada abad-abad berikutnya
ketika kristianisasi mulai meluas banyak muncul pembicara terkenal
yang mengembangkan ilmu kepandaian berbicara melalui khotbah. Beberapa nama
terkenal seperti Tertulianus (150-230), Lactantius (260-320) yang digelari
Ciceronya orang kristen, Victorianus, Aurelius Agustinus (354-430) Hironimus
(348-420), Yohanes (344-407) yang dijuluki mulut emas. Menurut Yohanes seni
berbicara adalah medium untuk merebut hati pendengar dan mempengaruhi jiwanya.
Pada golongan muslim di daerah Timur muncul peradaban baru.
Seorang nabi menyampaikan firman Tuhan, “Berilah mereka nasihat dan
berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan menyentuh jiwa
mereka”(Al-Quran 2:63). Muhammad saw bersabda untuk memperteguh firman Tuhan
tersebut, “Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya”.
Beliau sendiri adalah seorang pembicara yang fasih dengan
kata-kata yang singkat dan mengandung makna yang padat. Para sahabat bercerita
bahwa ucapan beliau sering menyebabkan pendengar berguncang hatinya dan
berlinangan air matanya. Beliau tidak hanya menyentuh hati umatnya, tetapi
menghimbau akal para pengikutnya. Salah seorang sahabat yang paling dikasihi
nabi Ali bin Abi Thalib, mewarisi ilmnya dalam berbicara. Pada diri Ali bin Abi
Thalib kefasihan dan kenegarawanan bergabung kembali. Khotbah-khotbahnya
dikumpulkan dengan cermat oleh para pengikutnya dan diberi judul Nahjal-Balaghah (jalan
Balaghah). Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia
dalam peradaban islam. Kaum muslim menggunakan balaghah sebagai
pengganti retorika.
4. Zaman Renaisans dan
Humanisme
Abad ke-14 dan 16 berkembanglah Renaisans di Italia. Sejalan
dengan perkembangan ini, muncul juga pemahaman baru terhadap zaman Romawi dan
Yunani kuno, sehingga ilmu retorika dikembangkan kembali. Karya-karya tulis
berkembang pesat. Ahli-ahli pidato membawakan ceramah dimana-mana, menyiapkan
pidato, menulis surat, mengadakan diskusi dan debat, mengajar anak-anak sekolah
tentang tekhnik berbicara dan menulis buku. Pada zaman ini juga diterbitkan
buku-buku mengenai ilmu retorika, dialektika, seni sastra, filsafat dan
pendidikan.
Para ahli yang terkenal di zaman ini diantaranya Poggio
Bracciolini (1380-1459) seorang philolog dan pengumpul karya tulis zaman kuno.
Tokoh lainnya Valla (1407-1457) seorang profesor retorika di kota Pavila yang
berjasa menghidupkan kembali peranan ilmu retorika seperti zaman kuno. Juga
terdapat ahli lain seperti Philip Melanchthon (1497-1560), Ulrich Von Hutten
(1488-1523), Ignatius (1491-1556), Pertrus Kanisius (1521-1597) dan Abraham
(1644-1709)
5. Zaman Modern
Negara-negara yang berjasa mengembangkan ilmu retorika pada
zaman modern adalah Perancis, Inggris, Amerika dan Jerman Barat. Berikut ini
diuraikan perkembangan di masing-masing negara tersebut.
a. Perancis
Gerakan humanisme melahirkan penyair-penyair, pengarang,
moralis dan pengkhotbah terkenal di Perancis. Sampai pada saat revolusi
Perancis kepandaian berbicara hanya berkembang di rumah-rumah biara. Setelah
revolusi Perancis ilmu retorika mulai meluas dan tersebar juga di kaum awam.
Tokoh tokoh terkenal dari Perancis diantaranya Miabeaus
(1749-1791) yang menguasai teknik berdebat, memiliki suara yang jelas dan mimik
yang menarik; pengungkapan yang tajam dan logis. Selain itu terdapat Napoleon
Bonaparte (1769-1821) seorang diktator yang memiliki banyak bakat dan mengenal
jiwa manusia secara teliti. Napoleon seorang ahli pidato yang luar biasa.
Selain Napoleon ada pula seorang Jendral yang bernama Charles de
Gaulle(1890-1970) ang mengangkat suara dari tempat pengasingannya di
London untuk mendorong rakyat Perancis supaya bertahan dalam tantangan. Ia
adalah seorang alhi pidato yang bersifat kepahlawanan. Saat itu Charles de
Gaulle telah memanfaatkan televisi sebagai media.
b. Inggris
Ketika di daratan Eropa khususnya di Jerman, orang
berkecimpung dalam bidang puisi dan filsafat, orang Inggris mempelajari ilmu
retorika secara sistematis dan mengembangkannya dengan karakter tersendiri.
Sebagaimana bangsa Romawi, bangsa Inggris yakin bahwa kata-kata yang diucapkan
memiliki data untuk mempengaruhi dan menguasai manusia. Oleh karena itu, ilmu
retorika dipergunakan dalam usaha memperluas kekuasaan kerajaan
Inggris. Secara alamiah orang Inggris adalah manusia pendiam, dalam arti
bahasa dan gerak motoris tubuhnya kurang dinamis. Para pemimpin Inggris
mempelajari ilmu retorika secara teliti dan melatih diri secara intensif
dalam seni berbicara.
c. Amerika Serikat
Kira-kira dua ratus tahun yang lalu Amerika telah memiliki
tradisi retoris. Nenek moyang bangsa Amerika adalah orang-orang yang pandai
berbicara. Tanpa modal kepandaian berbicara ini, mereka tidak akan dapat
mempersatukan bangsa Amerika untuk membebaskan diri dari kekuasaan penjajahan
Inggris.
Sejarah Retorika Di Indonesia
Sejarah perkembangan retorika di Indonesia tidak terlepas
dari sejarah Indonesia itu sendiri. Sejak abad ke-16 masa penjajahan Belanda
terdapat tokoh-tokoh retorika Indonesia yang menjadi delegasi-delegasi pada
konferensi. Sebagai wakil Indonesia tentu saja delegasi itu memiliki kemampuan
berunding. Disitulah ilmu retorika terpakai.
Perkembangan retorika saat ini bukan hanya sedekar alat atau
sarana komunikasi agar sampai pada arah dan maksud tujuan, namun ilmu yang
dikembangkan oleh filsuf terkenal dimasa Yunani kuno ini telah menjadi
tuntutan profesi syarat utama kepemimpinan dan bahkan menjadi sebuah profesi
tunggal seperti jubir (juru bicara), moderator, pembawa acara, dan sebagainya. Bila ditelaah dengan budaya kebangsaan kita, kebesaran
negara ini juga diisi oleh orang yang memahami ilmu Retorika ini seperti
tokoh-tokoh kemerdekaan, tokoh-tokoh kependidikan, dan tokoh-tokoh pengisi
kemerdekaan.
Tercatat beberapa tokoh yang terkenal dengan kemampuan
berbahasanya. Tokoh itu antara lain H. Agus Salim yang berasal dari Sumatera
Barat. H.Agus Salim adalah manusia yang serba bisa, penerjemah, ahli syiar,
sastrawan, diplomat, filsuf dan ulama. Agus Salim dikenal di kalangan
cendikiawan luar negeri sebagai jenius di bidang bahasa yang mampu menulis dan
berbicara dalam banyak bahasa asing. Meskipun beliau mahir berbahasa asing,
Agus Salim justru menunjukkan kecintaannya terhadap bahasa Indonesia di sidang
Dewan rakyat (volksraad) sehingga menggegerkan Belanda.
Ahli pidato Indonesia yang sangat terkenal adalah seperti
yang diungkapkan dalam awal tulisan ini yaitu Ir. Soekarno. Ir. Soekarno di
kenal di seluruh dunia. Memang suatu anugrah Tuhan kepada beliau. Kemampuan
pidato yang luar biasa dimilikinya. Suasan hening tercipta karena orang tidak
ingin melewatkan setiap yang diucapkannya. Ketika berpidato Bung Karno tidak
pernah membaca naskah. Pidato beliau bisa membuat pendengarnya terpengaruh dan
terbiasa mengikuti apa yang beliau sampaikan. Salah satu pidato beliau yang terkenal
yang berjudul “nawaksara”.
Ahli retorika Indonesia yang lainnya adalah Buya HAMKA
(1908-1981). Seorang ulama, aktivis politik dan seorang penulis terkenal.
Kemampuan menulis yang didapatnya secara otodidak telah mengharumkan namnya
sampai ke dunia internasional. Otodidaknya tidak saja di bidang tulis menulis,
tetapi juga di berbagai ilmu seperti filsafat, sastra, sejarah, sosial dan
politik. Kelebihan lain yang dimiliki adalah mahir berbahasa Arab. Selain itu
beliau juga mahir berpidato. Untuk mengasah kemampuan pidato beliau bertukar
pikiran dengan HOS Cokroaminoto, Raden Mas Suryoparonoto.
Seorang orator yang terkenal dengan ketajaman kata-katanya
adalah Bung Tomo (1920-1981). Pahlawan asal Surabaya ini membangkitkan semangat
rakyat Surabaya yang diserang habis-habisan oleh tentara NICA. Sutomo dikenal
karena seruan-seruan pembukanya dalam siaran radio yang berapi-api. Tahun 1970
ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan orde baru. Ia berbicara keras
terhadap pemerintahan Soeharto. Akhirnya ia ditahan karena kritiknya yang pedas
itu.
Cikal bakal ilmu komunkasi di Indonesia saat ini adalah ilmu
retorika. Retorika telah diajarkan di perguran tinggi. Bahkan saat ini telah
ada jurusan ilmu komunikasi. Selain perkembangannya sebagai ilmu komunikasi,
retorika juga diajarkan di pesantren-pesantren. Telah banyak pesantren di
Indonesia yang mencetak pendakwah terkenal yang mempunyai banyak massa. Di
pesantren itu dipelajari latihan berpidato atau memberi khotbah. Ustad yang
terkenal dengan dakwahnya yang menyentuh antara lain Abdullah Gymnastiar, KH.
Zainuddin MZ, Yusuf Masyur, dan lain-lain.
Syarat Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan lancar
bila memenuhi berbagai persyaratan. Persyaratan tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Persepsi atau pandangan
Komunikasi harus memperkirakan apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima komunikan dengan tepat.
2. Ketepatan
Komunikasi dapat mencapai sasaran bila komunikator dapat mengekspresikan atau menuangkan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka berfikir komunikan. Apabila hal ini tidak sesuai maka terjadi miscomunication.
3. Kredibilitas
Dalam komunikasi, komunikator harus mempunyai keyakinan bahwa komunikannya termasuk orang yang dapat dipercaya.
4. Pengendalian
Ketika berkomunikasi, komunikan tentunya akan memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi komunikan tergantung pada berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan komunikator pada saat melakukan komunikasi.
5. Kecocokan atau keserasian
Yang dimaksud dengan kecocokan disini adalah apabila
komunikator dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan
komunikan sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan.
Komentar
Posting Komentar